BSNP Jakarta — Salah satu
indikator pelaksanan Ujian Nasional (UN) yang kredibel adalah
tersedianya soal yang berkualitas. Untuk menghasilkan soal yang
berkualitas, proses penyusunannya melibatkan beberapa tahapan yang salah
satunya adalah validasi. Puspendik bekerjasama dengan BSNP telah
melakukan validasi naskah soal UN pada tanggal 20 sampai dengan 23
Januari 2015 di Jakarta. Kegiatan ini melibatkan dosen-dosen dari
perguruan tinggi untuk berbagai mata pelajaran yang diujikan dalam UN.
Anggota BSNP yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Teuku Ramli Zakaria
dan Titi Savitri Prihatiningsih.
Menurut Ramli, komposisi soal UN terdiri atas soal mudah, sedang, dan sulit termasuk soal yang mengukur higher order thinking dari peserta UN serta soal yang kontekstual dengan budaya, sosio-antropologis, dan lingkungan.“Dengan adanya soal yang bersifat higher order thinking, peserta UN dituntut untuk mampu berpikir secara logis, kritis, dan analitis, sehingga tidak cukup hanya dengan mengandalkan hafalan saja”, ungkap Ramli anggota BSNP yang menjadi Koordinator UN tahun 2015.
Sementara itu, secara terpisah Nizam Kepala Puspendik mengatakan bahwa bentuk UN 2015 adalah pilihan ganda.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, bentuk soal UN tahun 2015 adalah pilihan ganda. Jika di media massa ada berita bahwa soal UN berbentuk esai, itu karena kesalahan kutip yang dilakukan oleh wartawan”, ungkap Nizam di tengah-tengah rapat pleno BSNP di Jakarta.
Secara akademis dan metodologis, bentuk soal pilihan ganda merupakan pilihan yang tepat untuk jenis ujian yang bersifat massive seperti UN yang hasilnya harus diumumkan dalam waktu tertentu. Jika soal UN dalam bentuk esai, sementara hasil UN harus diumumkan paling lambat satu bulan setelah pelaksanaan UN, maka tidak dapat dipastikan proses koreksi akan selesai. Untuk peningkatan mutu pelaksanaan UN kedepan, memang ada pemikiran untuk menggunakan soal UN dalam bentuk esai, selain pilihan ganda. (BS).
Sumber : http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1668
0 komentar:
Posting Komentar