Perkembangan politik di Indonesia
ternyata menarik perhatian masyarakat Jerman. Sistem multipartai,
keberadaan parlemen, dan bentuk negara di Indonesia, menjadi topik
perbincangan hangat antara Ketua DPR RI dengan Ketua Yayasan Hanns-Seidel, Jerman.
Ketua Hanns-Seidel Foundation,
Ursula Mannle, tertarik mempertanyakan komposisi fraksi di DPR yang
berjumlah sepuluh fraksi. Sementara di Jerman hanya ada partai
pemerintah dan partai oposisi. Demikian salah satu perbincangan antara
Ketua DPR RI Setya Novanto dengan Delegasi Hanns-Seidel di DPR, Senin (16/2). Hanns-Seidel sendiri merupakan yayasan politik milik partai yang kini sedang berkuasa di Jerman.
Hampir semua partai memiliki yayasan
sendiri. Anggaran semua yayasan politik itu didapat dari parlemen.
Kegiatan yayasan ini lebih banyak di dunia politik. Ia mendanai
pendidikan politik bagi kaum muda Jerman yang ingin terjun ke dunia
politik. Yayasan ini sudah membangun perwakilan di Indonesia sejak 1993.
Namun, delegasi yang ada saat ini baru kali pertama berkunjung ke
Indonesia.
Tukar menukar informasi dan pengetahuan
seputar dunia politik di kedua negara terus diperbincangkan. Di Jerman,
partai penguasa sangat menentukan arah kebijakan negara. Dan partai
oposisi menjadi pengeritik kebijakan pemerintah. Sementara di Indonesia,
kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang ikut mendampingi Novanto,
menyatakan, pihaknya memang berada di luar pemerintahan, tapi selalu
mendukung program pemerintah sepanjang kebijakan itu betul-betul pro
rakyak. Kritik tetap dilakukan untuk mengontrol dan memberi jalan
alternatif.
Sementara Novanto menambahkan, dulu DPR
dan pemerintah selalu bertentangan. Tapi kini, perbedaan itu tidak
setajam dulu, yang selalu menimbulkan instabilitas politik di dalam
negeri. Hubungan konstruktif antara Pemerintah dan DPR sekarang
ditujukan untuk kemajuan rakyat. Mendengar penjelasan Pimpinan DPR
tersebut, Delegasi Hanns-Seidel kagum. Dengan sepuluh fraksi yang ada di
DPR, stabilitas politik tetap terjamin di Indonesia. (mh)/foto:iwan
armanias/parle/iw.
Sumber : http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/9723
0 komentar:
Posting Komentar