Jakarta, Kemendikbud ---
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengenai
ujian nasional (UN) mulai tahun ini tidak lagi sebagai penentu kelulusan
siswa. Kelulusan siswa tahun ini sepenuhnya ditentukan oleh satuan
pendidikan atau sekolah. Diharapkan hal ini berdampak pada para siswa
yang tidak perlu takut lagi dalam menghadapi UN.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik)
Kemendikbud, Nizam mengatakan, karena UN tidak sebagai penentu kelulusan
diharapkan para siswa bisa lebih percaya diri dan tidak pelu takut
dalam menghadapi UN. Tetapi, kata dia, para siswa harus tetap
menunjukkan prestasi terbaiknya. “Ini akan dipotret, dan hasilnya akan
kamu lihat, dan akan dilihat oleh orang tua kamu sehingga tunjukkan
prestasi terbaikmu secara jujur,” katanya pada acara talkshow radio mengenai Persiapan UN 2015, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Nizam mengungkapkan, melalui UN tahun ini
diharapkan potensi para siswa tertuang lebih baik lagi. Hal ini, kata
dia, dikarenakan tingkat stres atau ketegangan siswa dalam menghadapi UN
lebih berkurang. “Tetapi mengerjakannya tetap dengan sungguh-sungguh
dan belajarnya dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Nizam menyampaikan, kisi-kisi soal UN yang
diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) itu bersifat
terbuka jadi semua siswa dan guru dapat melihatnya. UN ini, kata dia,
betul-betul mengukur apa yang sudah dipelajari oleh siswa, jadi siswa
tidak perlu mencari bahan ujian di luar apa yang sudah diajarkan di
sekolah dan di luar dari kisi-kisi tersebut. “Intinya selama anak-anak
mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan tuntas, mestinya tidak
ada masalah untuk menghadapi UN,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, anggota BSNP, Teuku
Ramli Zakaria berpendapat, UN itu merupakan satu rangkaian dari sistem
pendidikan. Dalam proses pendidikan itu, kata dia, selalu ada ujian dan
ujian itu adalah suatu hal yang biasa-biasa saja. Dia berharap, siswa,
guru, dan orang tua tidak perlu panik menghadapi UN. “Siswa pasti lulus
apabila sekolah menentukan lulus, jadi yang menentukan kelulusan adalah
sepenuhnya satuan pendidikan, jadi oleh karenanya tidak perlu khawatir,”
ucapnya.
Teuku menekankan, dengan UN tidak dijadikan
sebagai penentu kelulusan tahun ini, pemerintah melalui BSNP ingin
memperoleh hasil UN yang jujur. Hasil UN yang jujur, kata dia, dapat
mengetahui tingkat kemampuan siswa yang sesungguhnya. “Dengan hasil UN
yang jujur, data yang benar, data yang valid, kita dapat merumuskan
kebijakan-kebijakan pendidikan yang lebih tepat,” katanya. (Agi Bahari)
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3976
0 komentar:
Posting Komentar