Selasa, 19 Januari 2016

Film Nasional Belum Mendapat Tempat

Posted by VIDIA GRAPHICS On 16.51 | No comments


Produksi film nasional ternyata belum mendapat tempat di industri cinema Tanah Air. Para pengusaha cinema masih menomorsatukan produk film-film asing dengan menyediakan volume tayang yang lebih lama dan tayang hampir di semua cinema di Indonesia.

Untuk itu, DPR perlu membuat semacam posko untuk para pekerja ekonomi kreatif terutama yang berkecimpung di dunia entertainmen, agar bisa mengadukan nasibnya yang kerap mendapat diskriminasi dan pembajakan atas hasil karyanya. Demikian mengemuka dalam pertemuan Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan saat menerima delegasi produser film, musik, penyanyi, dan manajemen artis, Senin (18/1), di DPR.

Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah mendampingi delegasi ini dan berbincang banyak soal keluh kesah para produser yang hak ciptanya sering kali dibajak. Hal yang sama dialami para pencipta lagu yang karya-karyanya dibajak para pengusaha karaoke dengan menampilkan lagu-lagu tanpa izin. Ini menjadi persoalan krusial yang belum diselesaikan hingga kini.

Lewat DPR, para produser ini ingin mendapat dukungan legislasi dan politik, agar para produser tidak terus dilecehkan. Hadir dalam pertemuan tersebut Hengky Kurniawan, Ian Kasela, dan Ikatan Manajemen Artis Indonesia. Hengky menuturkan, sebagai produser muda dan pemula di industri film, ia melihat jam tayang dan peredaran film nasional karya anak bangsa sendiri sangat  dibatasi.

Pembatasan volume tayang dan peredarannya, membuat para produser pemula mengalami kerugian materi. Ian Kasela juga mengadukan nasib serupa. Vokalis Raja tersebut mengalami kerugian materi akibat lagu-lagu terbarunya dibajak oleh para pengusaha karaoke. Ketika ia mengadukan persoalan ini ke kepolisian, para pengusaha itu justru menuduhnya melakukan pemerasan dengan minta ganti rugi yang tidak wajar.

Mendengar keluh kesah para seniman film dan musik ini, Taufik berjanji akan terus memantau perkembangan industry film dan musik nasional. Posko khusus yang diusulkannya untuk menampung aspirasi para pekerja film dan musik ini disambut baik. Dan DPR, kata Taufik, akan mendorong legislasi di bidang ekonomi kreatif untuk segera diselesaikan, agar ada payung hukum yang bisa menjadi sandaran para pekerja seni. (mh)/foto:jaka/parle/iw.

Sumber :  http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/12007

0 komentar:

Posting Komentar

About