Program Keluarga Berencana (KB) harus sudah masuk dalam layanan BPJS
Kesehatan. Ini penting, untuk mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk
dan peningkatan indeks manusia Indonesia.
Demikian penegasan Anggota Komisi IX DPR RI Ayub Khan (dapil Jatim IV) saat dihubungi Kamis (28/5). Menurut Ayub, BKKBN perlu bersinergi dengan BPJS Kesehatan agar ada layanan di sektor kesehatan reproduksi yang bisa terlayani dengan baik. Pernyataan Ayub ini menanggapi tekad Ketua BKKBN yang baru Surya Chandra Surapaty untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan menggalakkan kembali program KB.
Seperti diketahui, BKKBN ingin meningkatkan kualitas manusia Indonesia dengan mengendalikan pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka fertilitas (kelahiran) dari 2,6 menjadi 2,1 per perempuan usia 14-49 tahun. “Saya sangat setuju dengan program itu, terutama penekanan pada generasi muda. Untuk itu, diharapkan ada sinergi di antara semua program pembangunan nasional,” katanya.
Ayub menambahkan, generasi muda yang harus mendapat perhatian serius adalah pasangan usia subur muda paritas rendah (Pusmupar). Kelompok masyarakat ini harus menjadi target penyuluhan yang masif dengan mengkampanyekan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
“Kita harus punya data yang akurat tentang kondisi keluarga termasuk keikutsertaannya dalam ber-KB. Untuk itu, kita perlu mendukung pelaksanaan pendataan keluarga 2015 yang saat ini sedang berjalan,” harap politisi Partai Demokrat itu. (mh) Foto: Naefuroji/parle/od
Sumber : http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/10388
Demikian penegasan Anggota Komisi IX DPR RI Ayub Khan (dapil Jatim IV) saat dihubungi Kamis (28/5). Menurut Ayub, BKKBN perlu bersinergi dengan BPJS Kesehatan agar ada layanan di sektor kesehatan reproduksi yang bisa terlayani dengan baik. Pernyataan Ayub ini menanggapi tekad Ketua BKKBN yang baru Surya Chandra Surapaty untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan menggalakkan kembali program KB.
Seperti diketahui, BKKBN ingin meningkatkan kualitas manusia Indonesia dengan mengendalikan pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka fertilitas (kelahiran) dari 2,6 menjadi 2,1 per perempuan usia 14-49 tahun. “Saya sangat setuju dengan program itu, terutama penekanan pada generasi muda. Untuk itu, diharapkan ada sinergi di antara semua program pembangunan nasional,” katanya.
Ayub menambahkan, generasi muda yang harus mendapat perhatian serius adalah pasangan usia subur muda paritas rendah (Pusmupar). Kelompok masyarakat ini harus menjadi target penyuluhan yang masif dengan mengkampanyekan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
“Kita harus punya data yang akurat tentang kondisi keluarga termasuk keikutsertaannya dalam ber-KB. Untuk itu, kita perlu mendukung pelaksanaan pendataan keluarga 2015 yang saat ini sedang berjalan,” harap politisi Partai Demokrat itu. (mh) Foto: Naefuroji/parle/od
Sumber : http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/10388
0 komentar:
Posting Komentar